3 Pilar Dasar
*3 Pilar Dasar*_
_Ringkasan artikel yang lalu :_
_Pada
akhirnya, “kompetensi” merupakan dasar dari implementasi “LoA”. Tanpa
upaya untuk mencapai kompetensi, maka “LoA” tidak ubahnya seperti
permainan “Roulette”, terkadang kita menang, terkadang kita “apes”, dan
tentu saja menjadi tidak ada artinya lagi, sama halnya dengan konsep
“sial” dan “untung” yang telah kita kenal selama ini, walaupun kini
dengan bahasa yang lebih “halus”, yaitu “apapun, semuanya merupakan
hasil dari upaya kita” ! Sebaliknya, dengan spirit menuju kompetensi,
maka permainan “Roulette” ini pasti akan “lebih sering” kita menangkan,
soal bahwa itu “taruhan kecil” atau “taruhan besar”, adalah juga soal
kompetensi !_
***
Ketika
konsep “LoA” sudah dapat kita terima, maka kini kita mulai dapat
memasuki “perjalanan panjang yang indah”, yaitu menumbuhkan kompetensi
di berbagai hal dalam diri kita, mulai dari “habitual” “mindset” atau
apapun yang diperlukan, agar “LoA” dapat “bekerja” untuk kita ! _(Baca :
sesuai dengan keinginan kita)_
***
Menurut
pemahaman dan pengalaman saya, beserta pengalaman dari berbagai pihak
yang merasa terbantu dengan prinsip “LoA” _(catatan : Saya banyak
menangani Client yang khusus ingin di-treatment untuk memasuki gaya
hidup “LoA”)_,
Akhirnya
saya mencoba memberanikan diri untuk menyusun pilar dasar yang
diperlukan untuk me-“LoA”, dan saya berharap hal ini dapat memperkaya
para pembaca, yang saya yakin sudah sangat banyak yang “canggih” dalam
menerapkan “LoA”.
Pilar dasar ini ada 3 buah, yaitu :
(1). New Paradigm
(2). Basic Technique
(3). Mindset & Lifesyle.
Saya coba meng-analogikan dengan :
Misalkan
ada suatu pendapat, yaitu bahwa dari sebatang pohon yang sangat besar,
katanya dapat dibuat berbagai macam furniture dan handycraft yang indah
dan berseni. Nah ini saya sebut sebagai “New Paradigm”, yaitu suatu
konsep dasar atau semacam presupposition yang dapat kita jadikan sebagai
“pegangan” untuk mengetahui apa saja yang mungkin kita capai !
Tetapi konsep dasar ini tidak serta merta akan melahirkan berbagai furniture atau handycraft yang indah.
Kita membutuhkan keterampilan dasar, misal : menggergaji, memahat, memaku, mengukir, mengecat, dsb.
Ini saya sebut dengan “Basic Technique”, atau semacam infrastruktur.
Selanjutnya
untuk mewujudkan furniture dan handycraft yang dimaksud, kita masih
harus memiliki berbagai hal, yaitu antara lain : semangat, kesabaran,
ketelitian, selera seni, bahkan kita perlu mengembangkan kesehatan dan
kebugaran agar kita dapat menggergaji pohon besar tersebut.
Tanpa
kekuatan dan semangat, mustahil kita dapat menggergaji pohon tersebut.
Tanpa ketelitian dan kesabaran, mustahil rasanya kita mengukir sebongkah
kayu sehingga menjelma menjadi handycraft yang indah !
Ini saya sebut sebagai “Mindset & Lifestyle”.
Nah,
mungkin analogi di atas tidaklah terlalu tepat, akan tetapi saya
mencoba untuk menggambarkan perlunya langkah yang bersifat “holistik”
dalam segenap hal, termasuk saat kita meng-implementasikan gaya hidup
“LoA” !
Ingat kita hidup
di dunia yang sangat riel, dimana tangan masih terasa sakit jika
dicubit, dan perut tetap merasa lapar jika tidak diisi, juga kita masih
sering “kesal” jika terjebak macet di jalan tol !
***
*3 Pilar Dasar :*
*New Paradigm*
Pahami
dengan baik “paradigma baru” “LoA” yang memandang alam semesta dengan
cara yang sedikit berbeda ini. Pastikan bahwa kita tidak memiliki
“konflik bathin” terhadap paradigma ini. Jika kita merasa “tidak pas”
dengan Paradigma “LoA”, maka tinggalkan dan pilihlah paradigma lain yang
lebih dapat memberdayakan kita !
*Basic Technique*
Untuk
mencapai kompetensi “LoA”, akan “amat sangat banyak” proses programming
maupun de-programming yang ditujukan untuk merubah “Belief System” dan
“Self Image” kita, juga untuk programming berbagai keinginan-keinginan
kita (materialisasi), serta untuk memasukkan berbagai mindset baru yang
diperlukan. Untuk hal ini silakan pergunakan berbagai teknik
pemberdayaan diri yang paling sesuai dan efektif untuk kita, mulai NLP,
Hypnosis, Psychocybernetic, atau apapun juga !
*Label tidak lagi penting, yang lebih diperlukan adalah efektivitasnya !*
Mindset & Lifestyle
“LoA”
merupakan paradigma dasar yang dapat dianalogikan seperti halnya
“Undang-Undang Dasar”. Untuk membuatnya dapat bekerja dalam tataran
kehidupan riel, maka akan sangat banyak “peratuan-peraturan” yang harus
dibuat berdasarkan “pokok-pokok pikiran” yang berasal dari
“Undang-Undang Dasar” tersebut, dengan prinsip bahwa
“peraturan-peraturan” harus mendukung dan tidak boleh bertentangan
dengan induknya !
Untuk
mempercepat kompetensi agar “LoA” dapat bekerja sesuai dengan keinginan
kita, maka mungkin akan sangat banyak Mindset yang harus diubah, dan
juga amat sangat banyak “gaya hidup” atau “Lifestyle” yang harus diubah
pula !
***
Baiklah
kita mulai memasuki detail untuk “memasuki kompetensi” ! Saya tidak
akan membahas pilar pertama, karena ini sudah kita sepakati bersama di
artikel-artikel awal.
Saya akan memulainya dengan Pilar yang kedua, yaitu : Basic Technique.
*Basic Technique*
Disebut
sebagai teknik yang sangat mendasar, karena dengan teknik inilah kita
akan melakukan “programming” atau “de-programming” terhadap diri kita.
Silakan
pilih berbagai teknik yang paling sesuai bagi kita, dan saya yakin
disini banyak para pakar yang akan berbaik hati untuk membagikan tips
dalam melakukan “programming” dan “de-programming” melalui teknik
Hypnosis & NLP.
Yang
lebih terpenting lagi adalah kita benar-benar memahami dan meyakini apa
hal-hal mendasar yang perlu kita “programming” atau kita
“de-programming” terlebih dahulu !
Sebagai contoh :
Apakah mungkin kita dapat mewujudkan keinginan : “memiliki mobil Honda Jazz berwarna silver pada akhir tahun 2017.” ????
Jika ternyata “Self-Image” kita masih berisikan program lama, yaitu : “Saya selalu gagal dalam mencapai cita-cita saya !”
Apakah mungkin kita dapat mewujudkan keinginan : “menjadi motivator terkenal Indonesia di akhir tahun 2017”. ???
Jika
ternyata “Self-Image” kita masih berisikan program lama, yaitu : “Saya
tidak pernah mampu berkomunikasi dengan baik di depan publik !”
Apakah
mungkin kita dapat mewujudkan keinginan : “memiliki bisnis sendiri yang
dapat menghasilkan nett-income Rp. 5 Juta per-bulan sejak Mei 2017”.
???
Jika ternyata “Self-Image” kita masih berisikan
program lama, yaitu : “Saya tidak mungkin dapat berbisnis karena
keluarga saya dari 3 generasi semuanya adalah pegawai !”
***
Dari
ilustrasi di atas, semoga dapat diperoleh gambaran bahwa seringkali
suatu “penciptaan” tidak berhasil hanya dikarenakan tidak memiliki
“pijakan” yang cukup stabil !
Loh
…. Kalau perlu “pijakan” untuk apa ribut-ribut dengan konsep “LoA” dong
? “LoA” kan di-disain untuk menghasilkan “kejaiban” tanpa sebab ??
Ya, disinilah salah satu catatan perbedaan “LoA” dalam versi saya !
Saya
tidak pernah percaya adanya “keajaiban” di alam semesta ini ! Saya
lebih mempercayai bahwa semuanya benar-benar akan tunduk dengan “hukum
alam semesta”, termasuk hal yang kita anggap “ajaib” sekalipun !
Menurut
saya, keajaiban sesungguhnya dari prinsip “LoA” adalah bahwa kita akan
mengalami “percepatan” yang luar biasa ketika kita benar-benar
menghayati hukum ini ! Ingat “percepatan” adalah sangat berbeda dengan
“pengecualian” atau “pelanggaran” !
Percepatan lebih bermakna “lebih cepat memasuki kompetensi untuk selaras dengan hukum alam semesta” !
Memang
sih, dalam menerapkan prinsip “LoA” sebagai “gaya hidup” sejak tahun
2008, saya juga cukup sering mengalami kejadian-kejadian “ajaib”, tetapi
akhirnya saya pikir lebih positif jika dijadikan saja sebagai “katalis”
untuk lebih memasuki penghayatan “LoA”, karena dengan istilah “ajaib”,
berarti tetap masih berada “diluar kompetensi saya” alias tidak dijamin
bisa diulangi secara tepat !
Seharusnya kita justru dapat me-model hal-hal semacam ini untuk menambah “percepatan” !
***
Dari
uraian di atas, maka salah satu obyek penting yang harus dilakukan
“Programming” dan “De-Programming” adalah “Self Image”, sebelum kita
mem-program berbagai keinginan atau cita-cita besar kita !
*SELF IMAGE*
Self
Image atau “Citra Diri” sama sekali bukanlah realita diri kita sendiri,
melainkan hanyalah “cara kita memandang dan menilai diri kita sendiri”
!
“A Map is Not The Terittory” !
Self Image acapkali bersifat sangat halus, dan tidak tampak, alias bekerja di tingkat UnConscious.
Terkadang
kita perlu memasuki “keheningan” terlebih dahulu agar kita dapat
“menemukan” Self-Image ini ! Diperlukan “kejujuran” dan lepasnya sang
“Ego” untuk “melihat” Self-Image kita sendiri secara benar !
Self
Image mirip dengan “selubung” atau “filter pemikiran” yang membungkus
diri kita, dimana setiap pemikiran yang “tidak sesuai” dengan “Self
Image” ini akan segera “dimatikan”, sedangkan pemikiran yang “sesuai”
dengan “Self Image” ini akan “hidup” dan semakin diperkuat !
Contoh :
Ketika kita memiliki “Self Image” : “Saya orang yang tidak menarik !”
Saat
kita mencoba berpikir : “Saya di pesta nanti pasti banyak menemukan
teman baru !”, maka “Self Image” akan segera “membunuh” pikiran ini,
dengan self-talk misalnya : “Ah kamu hanya bermimpi …. orang-orang hanya
ingin berkenalan dengan orang yang menarik …. bukan orang seperti kamu
yang tidak menarik sama sekali !”.
Tetapi
saat kita mencoba berpikir : “Saya di pesta nanti …. pasti seperti
biasa .. akan diacuhkan orang ….”, maka “Self Image” akan segera
“memperkuat” pikiran ini, dengan self-talk misalnya : “ya .. kamu harus
berusaha menahan emosi dan bersabar ….. inilah resiko bagi pribadi yang
tidak menarik seperti kamu !”
Semoga
dari ilustrasi yang sederhana ini, kita dapat mulai melakukan
“introspeksi diri”, manakah kiranya hal-hal mendasar yang terdapat di
dalam “Self-Image” kita yang kiranya sangat tidak mendukung untuk
mencapai “kompetensi gaya hidup LoA” ?
Berikut
ini beberapa “program” yang kiranya cukup baik dan bersifat umum yang
dapat kita masukkan sebagai “infrastruktur LoA” di “Self-Image” kita,
sebelum kita menanamkan program-program besar lainnya :
*“Tuhan memberikan saya kesempurnaan.”*
*“Tuhan selalu menuntun saya untuk menemukan kesempurnaan hukum semesta”*
*“Saya selalu dikaruniai Tuhan YME kemakmuran yang melimpah-ruah”.*
*“Saya selalu bersyukur terhadap kehidupan”*
*“Saya berhak untuk meraih kesuksesan”*
*“Seluruh pikiran, ucapan, dan tindakan saya, selalu membawa saya kepada keberlimpahan”*
*“Seluruh kebutuhan dan keinginan saya selalu terpenuhi dengan cara yang sangat mudah”*
*“Saya adalah pribadi yang menarik”*
*“Saya adalah magnet keberlimpahan”*
*“Saya adalah pribadi yang cerdas, tangguh, dan bijaksana”*
Walaupun
contoh-contoh di atas tidak besifat spesifik, akan tetapi jika kita
cukup jeli, maka kita tetap dapat menyelaraskannya dengan prinsip :
“Well-Formed Outcome” dari NLP, yaitu dengan membuat “target waktu”
kapan kiranya program-program ini dapat menjadi “Self-Image” kita atau
telah mencapai “kompetensi” dalam pola-pikir bathin kita ?
Untuk
urusan ini anda boleh “menodong”para pakar Hypnosis & NLP untuk
meng-convert-nya menjadi “Outcome” sehingga berbagai presupposition ala
“LoA” ini dapat ter-install secara permanen dalam diri kita, sehingga
dapat menjadi infrastruktur bagi program-program berikutnya !
Atau
bisa menghubungi saya di 087839611133 untuk saya buatkan aplikasi
programnya. Aplikasi ini adalah pemrograman diri dalam bentuk audio dan
pendampingan.
***
Ok artikel berikutnya akan menyajikan suatu teknik sederhana untuk merubah “Self-Image”
Bersambung ……
***
Sekedar suatu sumbangan pengetahuan, untuk memperkaya wacana !
Jauh
dari kebenaran mutlak, dan sangat boleh diperdebatkan ! Tinggalkan saja
bagian yang tidak memberdayakan, dan ambilah bagian yang mungkin
memberdayakan !
Comments
Post a Comment